Gaya-gaya "Orde Baru" sudah mulai muncul dengan mengatasnamakan Perpu. Setelah sukses mengeluarkan Perpu yang akan digunakan untuk menggebuk Ormas yang dianggap radikal. Kini pemerintah sudah menutup akun Telegram. Bahkan Menkominfo mengancam untuk menutup semua Medsos. Bukan tidak mungkin untuk melegalkan cara tersebut dibuat Perpu penutupan Media Sosial hehehe.
Saya tidak habis pikir dengan nalar yang digunakan rezim sekarang. Sasaran Perpu pembubaran Ormas yang sudah di depan mata yakni HTI dan FPI. HTI memang memiliki ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila namun HTI tidak pernah melakukan makar atau cara-cara kekerasan. Meskinya dilakukan pendekatan persuasif dulu,seperti anak yang punya jalan pikirannya berbeda si bapak harus menasehati bukan mengusirnya dari rumah.
Kalau FPI memang sering bersebrangan dengan pemerintah, dan ada oknum-oknum yang FPI yang berurusan dengan hukum. Mestinya sebagai bapak yang baik, membujuk agar si "anak bandel" dan rada ngeyel ini mau berubah lebih baik, jangan malah dimusuhi dan langsung dianggap sebagai anak haram.
Perlakuan terhadap medsos, pemerintah terkesan berlebihan atau cenderung panik. kalau ada akun medsos yang dinilai menyimpang meskinya akunnya yang ditindak bukan medsosnya yang ditutup, ini sama saja membunuh teroris di satu kota dengan bom atom. Bukan terorisnya yang ditangkap, tapi kotanya yang dihancurkan yang mengakibatkan mereka yang tidak berdosa ikut menangungg akibatnya.hmmm.
Mestinya pemerintah tak perlu cemas, karena dukungan partai di barisannya sudah level aman 2/3 di DPR. Indeks kepuasan terhadap presiden menurut survei juga menyentuh level nyaman yakni 65%. Kondisi negara tidak dalam keadaan darurat dan pertumbuhan ekonomi masih positif, hanya pendapatan negara saja yang jeblok dan hutang negara yang terus menumpuk.
Pemerintah harus lebih bijak dalam bersikap, lebih sabar dalam bertindak dan lebih adil dalam aturan. Hukum harus sama-sama tajam terhadap pelanggarnya, baik dari pendukung maupun pengkritik pemerintah. jangan mudah terpancing dengan sesuatu yang tidak jelas, harus lebih cermat sebelum membuat sikap dan sabar menghadapi anak-anak memang memilkii karakter berbeda-beda, Semoga penutupan medsos hanya sekadar early warning saja dan tidak menjadi kenyataan.
Saya tidak habis pikir dengan nalar yang digunakan rezim sekarang. Sasaran Perpu pembubaran Ormas yang sudah di depan mata yakni HTI dan FPI. HTI memang memiliki ideologi yang tidak sejalan dengan Pancasila namun HTI tidak pernah melakukan makar atau cara-cara kekerasan. Meskinya dilakukan pendekatan persuasif dulu,seperti anak yang punya jalan pikirannya berbeda si bapak harus menasehati bukan mengusirnya dari rumah.
Kalau FPI memang sering bersebrangan dengan pemerintah, dan ada oknum-oknum yang FPI yang berurusan dengan hukum. Mestinya sebagai bapak yang baik, membujuk agar si "anak bandel" dan rada ngeyel ini mau berubah lebih baik, jangan malah dimusuhi dan langsung dianggap sebagai anak haram.
Perlakuan terhadap medsos, pemerintah terkesan berlebihan atau cenderung panik. kalau ada akun medsos yang dinilai menyimpang meskinya akunnya yang ditindak bukan medsosnya yang ditutup, ini sama saja membunuh teroris di satu kota dengan bom atom. Bukan terorisnya yang ditangkap, tapi kotanya yang dihancurkan yang mengakibatkan mereka yang tidak berdosa ikut menangungg akibatnya.hmmm.
Mestinya pemerintah tak perlu cemas, karena dukungan partai di barisannya sudah level aman 2/3 di DPR. Indeks kepuasan terhadap presiden menurut survei juga menyentuh level nyaman yakni 65%. Kondisi negara tidak dalam keadaan darurat dan pertumbuhan ekonomi masih positif, hanya pendapatan negara saja yang jeblok dan hutang negara yang terus menumpuk.
Pemerintah harus lebih bijak dalam bersikap, lebih sabar dalam bertindak dan lebih adil dalam aturan. Hukum harus sama-sama tajam terhadap pelanggarnya, baik dari pendukung maupun pengkritik pemerintah. jangan mudah terpancing dengan sesuatu yang tidak jelas, harus lebih cermat sebelum membuat sikap dan sabar menghadapi anak-anak memang memilkii karakter berbeda-beda, Semoga penutupan medsos hanya sekadar early warning saja dan tidak menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar