Senin, 18 September 2017

Lara Rohingya adalah Duka Kita

Hijrahnya Rohingya dalam konstelasi Poliik Asean

Insyaallah besok umat islam di jagat bumi akan merayakan tahun Baru islam 1439 Hijriah atau hijrah. Hijrah artinya berpindah, maksudnya berpindah dari yang buruk kepada yang baik. Nabi saw berhijrah pada tahun 624 H dari mekah yang panas dan ganas menuju Madinah yang sejuk dan bersahabat. Dan ketika hijrah ke Madinah jumlah pengikut Rasulullah terbatas hanya ratusan. 10 tahun kemudian rasulullah mampu menghimpan puluhan ribu umat di Madinah dan mereka hendak melaksanakan haji ke Mekah. Dan selama 10 tahun Muhammad Saw berhasil membangun masyarakat yang gelap menjadi terang benderang atau Munawarah.

Kaum Qurais pun gentar ketika Rasulullah ingin ke mekah dengan kekuatan penuh. Jikalau nabi saw ingin membalas dendam atas perlakukan keji orang Mekah, tentu sesuatu yang sangat mudah. tapi Rasul menjamin tak ada setitik darah yang akan tumpah bila rombongan dari Madinah tidak dihalangi menuju Kabah. Dan karena ketakutan dan kecut hati, kaum kafir Qurais hanya bisa memandang kedatangan umat Muhammad dari lubang kecil di rumah-rumah mereka.

Hijrah bisa dimaknai sebagai upaya memperbaiki diri ke kehidupan yang lebih baik. Hijrah dalam konteks luas, bisa diterapkan dalam segala keadaan. meninggalkan pekerjaan yang kurang berkembang ke pekerjaan yang tergambar masa depannya. meninggalkan kebiasaan sholat di rumah dengan sholat berjamaah. dan menghilangkan energi kotor di lidah dengan pembicaraan yang baik.

Hijrah yang sejati adalah hijrahnya hati. hati yang selalu iri jika melihat orang lain sukses, menjadi hati yang ikhlas, hati yang selalu sombong dengan kenikmatan menjadi hati yang egaliter, hati yang selalu kufur dan berkeluh kesah menjadi hati yang sabar dan syukur. dan hati yang keras tidak mau beribadah menjadi hati yang taat menjalankan perintah Tuhan dan hati yang menaburkan kecintaan semesta.

Apakah Rohingya Hijrah?
Penduduk Rohingya di Rakhine mayoritas muslim, tahun 2012 berjumlah 1,2 juta jiwa, kini diperkirakan jumlahnya merosot hingga 50%. Ada 400 ribu di dtenda penampungan pengungsi Banglades, ada ratusan ribu yang menyebar di beberapa Negara , puluhan ribu yang meninggal baik dibunuh oleh tentara Myanmar maupun tenggelam di laut. Yang jelas hingga saat ini pasukan Myanmar terus menggempur warga Rohingya dan memaksa mereka untuk meninggalkan propinsi Rakine.

Apa yang terjadi pada kum muslim Rohingya bukanlah hijrah yang sesuai syariah. Mereka terpaksa eksodus karena memilih antara hidup di pengasingan atau mati di rumah sendiri. Tidak diakuinya warga Rohingya muslim oleh pemerintah Myanmar adalah biang kerok masalah kemanusiaan tersebut. Sewaktu-waktu bom itu bisa meledak dan puncaknya di tahun 2017 ini, tentara Myanmar melakukan pembersihan etnis suku Rohingya dan memasang ranjau di perbatasan Bangladesh agar mereka tidak kembali ke dinegeri yang dipimpin periah Novel Perdamaian Aung Sang Suu Kyi.

Dunia Islam haris bergerak dengan mengambil tindakan nyata. Diplomasi internasional harus disuarakan untuk memberi sanksi kepada Myanmar, kemudian bantuna kemanusian harus disalurkan untuk menjamin kelangsungan hidup suku Rohingya di kamp pengungsian. Hijrah dalam kontek Rohingya adalah bersatunya umat Islam melepaskan perbedaan dan satu suara membela muslm Rohingya, Diperlukan keberanian dan ketegasan pemimpin muslim dalam membela saudara mereka yang seiman yang kini sedang teraniaya dan diancam kepunahan.

Dudun Purbakala, komika sosial media  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar