Hijrahnya Rohingya dalam konstelasi Poliik Asean
Insyaallah besok umat islam di jagat bumi akan merayakan
tahun Baru islam 1439 Hijriah atau hijrah. Hijrah artinya berpindah, maksudnya
berpindah dari yang buruk kepada yang baik. Nabi saw berhijrah pada tahun 624 H
dari mekah yang panas dan ganas menuju Madinah yang sejuk dan bersahabat. Dan
ketika hijrah ke Madinah jumlah pengikut Rasulullah terbatas hanya ratusan. 10
tahun kemudian rasulullah mampu menghimpan puluhan ribu umat di Madinah dan mereka hendak melaksanakan haji ke Mekah. Dan
selama 10 tahun Muhammad Saw berhasil membangun masyarakat yang gelap menjadi
terang benderang atau Munawarah.
Kaum Qurais pun gentar
ketika Rasulullah ingin ke mekah dengan kekuatan penuh. Jikalau nabi saw ingin
membalas dendam atas perlakukan keji orang Mekah, tentu sesuatu yang sangat
mudah. tapi Rasul menjamin tak ada setitik darah yang akan tumpah bila rombongan
dari Madinah tidak dihalangi menuju Kabah. Dan karena ketakutan dan kecut hati,
kaum kafir Qurais hanya bisa memandang kedatangan umat Muhammad dari lubang
kecil di rumah-rumah mereka.
Hijrah bisa dimaknai sebagai upaya memperbaiki diri ke
kehidupan yang lebih baik. Hijrah dalam konteks luas, bisa diterapkan dalam
segala keadaan. meninggalkan pekerjaan yang kurang berkembang ke pekerjaan yang
tergambar masa depannya. meninggalkan kebiasaan sholat di rumah dengan sholat
berjamaah. dan menghilangkan energi kotor di lidah dengan pembicaraan yang
baik.
Hijrah yang sejati adalah hijrahnya hati. hati yang
selalu iri jika melihat orang lain sukses, menjadi hati yang ikhlas, hati yang
selalu sombong dengan kenikmatan menjadi hati yang egaliter, hati yang selalu kufur
dan berkeluh kesah menjadi hati yang sabar dan syukur. dan hati yang keras
tidak mau beribadah menjadi hati yang taat menjalankan perintah Tuhan dan hati
yang menaburkan kecintaan semesta.
Apakah Rohingya Hijrah?
Penduduk Rohingya di Rakhine mayoritas muslim, tahun 2012
berjumlah 1,2 juta jiwa, kini diperkirakan jumlahnya merosot hingga 50%. Ada
400 ribu di dtenda penampungan pengungsi Banglades, ada ratusan ribu yang
menyebar di beberapa Negara , puluhan ribu yang meninggal baik dibunuh oleh
tentara Myanmar maupun tenggelam di laut. Yang jelas hingga saat ini pasukan
Myanmar terus menggempur warga Rohingya dan memaksa mereka untuk meninggalkan
propinsi Rakine.
Apa yang terjadi pada kum muslim Rohingya bukanlah hijrah
yang sesuai syariah. Mereka terpaksa eksodus karena memilih antara hidup di
pengasingan atau mati di rumah sendiri. Tidak diakuinya warga Rohingya muslim
oleh pemerintah Myanmar adalah biang kerok masalah kemanusiaan tersebut.
Sewaktu-waktu bom itu bisa meledak dan puncaknya di tahun 2017 ini, tentara
Myanmar melakukan pembersihan etnis suku Rohingya dan memasang ranjau di
perbatasan Bangladesh agar mereka tidak kembali ke dinegeri yang dipimpin
periah Novel Perdamaian Aung Sang Suu Kyi.
Dunia Islam haris bergerak dengan mengambil tindakan
nyata. Diplomasi internasional harus disuarakan untuk memberi sanksi kepada
Myanmar, kemudian bantuna kemanusian harus disalurkan untuk menjamin
kelangsungan hidup suku Rohingya di kamp pengungsian. Hijrah dalam kontek
Rohingya adalah bersatunya umat Islam melepaskan perbedaan dan satu suara
membela muslm Rohingya, Diperlukan keberanian dan ketegasan pemimpin muslim
dalam membela saudara mereka yang seiman yang kini sedang teraniaya dan diancam
kepunahan.
Dudun Purbakala, komika sosial media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar