Mulai Hari Minggu, 22 Januari 2017 saya menonaktifkan Facebook saya untuk waktu yang belum tahu sampai kapan. Ada beberapa pertimbangan kenapa saya mematikan akun FB saya.
1. Mengganggu kesibukan, jujur minggu 2 ini saya sangat sibuk dengan beberepa kegiatan seperti proyek 3 buku sebagai ghostwriters , membantu menggarap 1 skenario sitkom dan agenda training penulisan. Keberadaan FB sangat menganggu konsentrasi dan fokus saya yang membuat tidak ada menyelesaikan target pekerjaan.
2. Kecanduan, ini yang saya tidak mau, kita merasa kalau tidak buka FB kok ada yang kurag, kalau nggak upadate status kayaknya tangan ini gatal. kalau nggak lihat beranda kayaknya gimana, sehingga melihat FB malaha memakan banyak waktu kita dan kita jadi kecanduan
3. Iklan tidak efektif, dari sisi bisnis, saya kurang berhasil menggunakan FB sebagai media promosi, mulai dari pelatihan penulisan online dan offline, jagoan content, penerbitan self publishing, penjualan buku dan terakhir stand up religi, dapat dikatakan tidak berhasil, mungkin hanya penjualan bukua anak Ali Gesit saja yang agak lumayan dan sekali dapat peserta penulisan online. Iklan berbayar di FB add juga gagal total meski baru bujet ratusan ribu. Jauh dari target yang diharapkan.
4. Maraknya ujaran kebencian, saling sindiri dan hujat yang marak di FB membuat eneg dan muak. namun penyebar hoax, yang kadang membuat terpancing untuk komentar dan sebagainya. Ternyata malah membawa energi negatif lebih besar daripada energi postifnya.
5. Ingin meningkatkan kualitas waktu dengan tanpa facebook, satu-satunya alasan saya buka karena nganggur saja, kalau banyak kerjaan insyaallah tidak.
Meski kadang tergoda untuk mengintip, namun perlu waktu untuk berpisah dengan FB. Unuk sementara waktu saya jothakan (musuhan ) dulu dengan FB. Namti kita baikan lagi, kapan yo mboh, karena FB saya lihat masih ada sisi postifnya termasuk diundang makan siang Presiden ke istana heheh
oke gitu dulu ya, mau kerja lagi nih.
1. Mengganggu kesibukan, jujur minggu 2 ini saya sangat sibuk dengan beberepa kegiatan seperti proyek 3 buku sebagai ghostwriters , membantu menggarap 1 skenario sitkom dan agenda training penulisan. Keberadaan FB sangat menganggu konsentrasi dan fokus saya yang membuat tidak ada menyelesaikan target pekerjaan.
2. Kecanduan, ini yang saya tidak mau, kita merasa kalau tidak buka FB kok ada yang kurag, kalau nggak upadate status kayaknya tangan ini gatal. kalau nggak lihat beranda kayaknya gimana, sehingga melihat FB malaha memakan banyak waktu kita dan kita jadi kecanduan
3. Iklan tidak efektif, dari sisi bisnis, saya kurang berhasil menggunakan FB sebagai media promosi, mulai dari pelatihan penulisan online dan offline, jagoan content, penerbitan self publishing, penjualan buku dan terakhir stand up religi, dapat dikatakan tidak berhasil, mungkin hanya penjualan bukua anak Ali Gesit saja yang agak lumayan dan sekali dapat peserta penulisan online. Iklan berbayar di FB add juga gagal total meski baru bujet ratusan ribu. Jauh dari target yang diharapkan.
4. Maraknya ujaran kebencian, saling sindiri dan hujat yang marak di FB membuat eneg dan muak. namun penyebar hoax, yang kadang membuat terpancing untuk komentar dan sebagainya. Ternyata malah membawa energi negatif lebih besar daripada energi postifnya.
5. Ingin meningkatkan kualitas waktu dengan tanpa facebook, satu-satunya alasan saya buka karena nganggur saja, kalau banyak kerjaan insyaallah tidak.
Meski kadang tergoda untuk mengintip, namun perlu waktu untuk berpisah dengan FB. Unuk sementara waktu saya jothakan (musuhan ) dulu dengan FB. Namti kita baikan lagi, kapan yo mboh, karena FB saya lihat masih ada sisi postifnya termasuk diundang makan siang Presiden ke istana heheh
oke gitu dulu ya, mau kerja lagi nih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar