Selasa, 20 Desember 2016

Buku Paling Best Seller ya Buku Yasin


Saya seorang penulis buku, buku saya banyak. Maksudnya Banyak yang tidak laku. Bukan karena buku saya tidak bagus, namun karena tidak ada yang membeli.

Saya sedih minat baca kita itu rendah, hanya 2 diantara 1000 orang yang suka membaca. Dan hanya 2 diantara 10 ribu orang yang mau membeli buku. Jadi kebanyakan kita baca bukunya pinjam, fotokopi atau diperpustakaan. Apalagi pelajar mereka datang ke perpustaakan, lalu dipinjam, lalu difotokopi habis itu nggak dibaca. Bacanya ntar kalau mau ujian.

Menurut saya Buku yang paling laku itu buku Yasin. Buku Yasin punya target market yang jelas, yakni orang yang meninggal, jadi semakin banyak orang yang meninggal semakin laku. Maka waktu ada gempa bumi, omset buku Yasin naik. Meski buku Yasin best seller, tapi belum ada yang berani membuat filmnya, karena syutingnya di alam kubur.   hehehe.



.Setiap orang muslim pasti akan punya 1 buku, meskipun belum bisa nulis nanti ada yang membuatkan namanya buku Yasin. Namun sayang buku Yasin ini kemasannya hampir seragam, dan covernya orang yang tidak terkenal. Coba kalau cover buku Yasin ini artis popular pasti akan laku keras. 

Saya juga  seorang trainer yang mengisi pelatihan penulisan….  Tapi nggak punya jam terbang…..
karena jam saya nggak bisa terbang …bisanya buat renang. Saya juga suka bikin event….. tapi belum banyak makan asam garam.. …karena takut kolesterol saya naik

Saat ini saya membuka jasa Penulisan … Tapi ada  yang protes karena saya nulisnya di Komputer
Katanya itu bukan jasa penulisan …..tapi pengetikan. Ini yang bikin saya bangkrut…. Saya menulis sehalaman dibayar 150 ribu, begitu saya ubah jadi jasa pengetikan sehalaman Cuma dibayar lima ribu.

Menulis buku untuk klien itu ada suka dukanya…. Sukanya kalau sedikit direvisi Dukanya kalau sedikit-sedikit direvisi. Makanya pertama kali ketemu klien saya ceritakan suka dukanya

Sebelum jadi penulis saya bekerja memilih menjadi wartawan, ….karena tidak ada pilihan
Saya awal bekerja di sebuah majalah berita mingguan.   
Tapi tahun kedua gaji mulai telat Lalu menjadi majalah Derita mingguan
Tahun ketiga masih berdarah-darah, Akhirnya terbitnya berkala, kala-kala terbit…… kala-kala enggak.Bekerja jadi wartawan itu banyak suka dukanya Sukanya kalau gajian nggak telat ……..dukanya kalau gajian telat Maka supaya nggak telat saya tiap bulan bawa gaji dari rumah


Tidak ada komentar:

Posting Komentar