Tetangga heran ketika perampok
masuk rumah, Gendon malah membiarkan dan mengintip dr kamar mandi. "Aku
malu tak ada barang berharga di rumahku yg bisa diambilnya" jawab Gendon.
Itulah adalah satire, tentang
orang yang malu rumahnya dirampok karena tak ada barang di rumahnya. Sang perampok
pun kecewa karena pulang dengan tangan hampa. Sang pemilik tidak melawan karena
tidak ada sesuatu yang berharga di rumahnya.
Saudaraku, baru-baru ini media
mengabarkan tentang kasus perampokan yang menyebabkan 6 orang meninggal dunia
di Pulomas Jakarta.Peristiwa tragis itu merupakan cermin bahwa kekayaan yang
kelihatan akan mengundang aksi kejahatan. Ajal memang di tangan Tuhan, tapi
peristiwa tersbeuit harus menjadi pelajaran buat kita semua.
Saudaraku, bagaimana reaksi kita
jika ada perampok masuk rumah? Pasti pank, melawan atau menyerah. Kalau
perampiok itu lemah dan tangan kosong mungkin kita berani melawan, tapi kalau
dia membawa senjata mungkin kita akan mengalah. Bukan masalah melawan atau
menyerah yang akan saya kupas, melainkan kenapa perampok masuk.
Perampok datang itu sebagian
besar sudah direncanakan, dan dia tahu targetnya adalah orang yang punya barang
berharga. Mobil mewah, barang mewal, brankas uang, gadget berkualitas. Itulah
yang menjadi daya tarik perampok. Maka supaya perampok tidak tergoda, daya tarik
itu bisa dikurangi seminim mungkin.
Mobil mewah diganti mobil
sederhana, barang mahal diganti barang biasa saja, juga barang branded lainnya,
Dan harta kita sebaiknya tidak perlu disimp[an di rumah, ditaruh dibank syukur
dialirkan supaya memberi manfaat banyak orang.
Nabi Saw adalah orang kaya yang
zuhud, Rasul adalah orang kaya yang rendah hati dan hidup sederhana, rumahnya
sempit tapi hatinya lebar. sebagian besar hartanya disumbangkna untuk dakwah,
berjuang menegakkan agama Allah.
Dalam kehidupan rumah tangga Nabi
Saw, tidak menyimpan makanan dalam 3 hari, sring mengganjal perut karena lapar,
dan sering menjamu tamu hanya dengan susu kambing atau kurma. Bahkan ketika
sandalnya rusak Nabi menjahitnya sendiri. Padahal untuk hidup kaya dan
berlimpah, sangat mudah bagi beliau.
Rasulullah mengajarkan untuk
hidup sederhana, tanpa kemewahan dan selalu tawakal pada Allah. Nabi tidak
ingin umatnya menumpuk harta kemewahan karena akan menimbulkan penyakit cinta
dunia dan takut mati. Dan kekayaan itu adalah jalan untuk dimanfaatkan bagi
orang banyak sehingga memberi keberkahan hidup dan kemuliaan, Saudaraku,
berapapun harta kita mari kita syukuri dan gunakan seperlunya, sisakan sebagian
untuk kemanfaatan umat. karena dunia ini adalah ladang amal manusia untuk mencapai
kejayaan dunia dan akherat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar