Kamis, 29 Desember 2016

Tragedi Pulomas Mengintai Para Pengumpul Harta

Tetangga heran ketika perampok masuk rumah, Gendon malah membiarkan dan mengintip dr kamar mandi. "Aku malu tak ada barang berharga di rumahku yg bisa diambilnya" jawab Gendon.

Itulah adalah satire, tentang orang yang malu rumahnya dirampok karena tak ada barang di rumahnya. Sang perampok pun kecewa karena pulang dengan tangan hampa. Sang pemilik tidak melawan karena tidak ada sesuatu yang berharga di rumahnya.

Saudaraku, baru-baru ini media mengabarkan tentang kasus perampokan yang menyebabkan 6 orang meninggal dunia di Pulomas Jakarta.Peristiwa tragis itu merupakan cermin bahwa kekayaan yang kelihatan akan mengundang aksi kejahatan. Ajal memang di tangan Tuhan, tapi peristiwa tersbeuit harus menjadi pelajaran buat kita semua.

Saudaraku, bagaimana reaksi kita jika ada perampok masuk rumah? Pasti pank, melawan atau menyerah. Kalau perampiok itu lemah dan tangan kosong mungkin kita berani melawan, tapi kalau dia membawa senjata mungkin kita akan mengalah. Bukan masalah melawan atau menyerah yang akan saya kupas, melainkan kenapa perampok masuk.
Perampok datang itu sebagian besar sudah direncanakan, dan dia tahu targetnya adalah orang yang punya barang berharga. Mobil mewah, barang mewal, brankas uang, gadget berkualitas. Itulah yang menjadi daya tarik perampok. Maka supaya perampok tidak tergoda, daya tarik itu bisa dikurangi seminim mungkin.
Mobil mewah diganti mobil sederhana, barang mahal diganti barang biasa saja, juga barang branded lainnya, Dan harta kita sebaiknya tidak perlu disimp[an di rumah, ditaruh dibank syukur dialirkan supaya memberi manfaat banyak orang.
Nabi Saw adalah orang kaya yang zuhud, Rasul adalah orang kaya yang rendah hati dan hidup sederhana, rumahnya sempit tapi hatinya lebar. sebagian besar hartanya disumbangkna untuk dakwah, berjuang menegakkan agama Allah.
Dalam kehidupan rumah tangga Nabi Saw, tidak menyimpan makanan dalam 3 hari, sring mengganjal perut karena lapar, dan sering menjamu tamu hanya dengan susu kambing atau kurma. Bahkan ketika sandalnya rusak Nabi menjahitnya sendiri. Padahal untuk hidup kaya dan berlimpah, sangat mudah bagi beliau.
Rasulullah mengajarkan untuk hidup sederhana, tanpa kemewahan dan selalu tawakal pada Allah. Nabi tidak ingin umatnya menumpuk harta kemewahan karena akan menimbulkan penyakit cinta dunia dan takut mati. Dan kekayaan itu adalah jalan untuk dimanfaatkan bagi orang banyak sehingga memberi keberkahan hidup dan kemuliaan, Saudaraku, berapapun harta kita mari kita syukuri dan gunakan seperlunya, sisakan sebagian untuk kemanfaatan umat. karena dunia ini adalah ladang amal manusia untuk mencapai kejayaan dunia dan akherat.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar