Minggu, 25 Desember 2016

OM MARBOT OM



Si Gendon, memang menjadi sosok fenomenal di kampung kami. Apalagi dia termasuk orang yang rajin sholat berjamaah di Musola kemakmuran. Kadang merasa geli, aneh dan bingung melihat tingkah si Gendon. Gendon itu adik om Cantrik, orang yang sedikit berbeda dari yang lain.

Belum selesai kabar musola kecolongan orang stres jadi Imam,  kini muncul si Gendon. Memang selama 3 hari sholat Magrib musola kemakmuran dipimpin orang stress. Ada anak muda tanggung yang tidak kenal memmpin sholaty Maghrib diantara jamaah bapak-bapak. Awalnya si Blegedes yang berpakaian Kyai ini maju di tempat Imam memimpin sholat, kami biarkan dengan rasa heran. Bacaannya sih biasa saja nggak ada yang istimewa.

Yang luar biasa, sehabis sholat dia bukannya zikir seperti kebiasaan musola kami, dia malah keluar dan bermain dengan anak-anak kecil. kami heran dan bingung. Hari kedua dengan tampilan kyainya dengan surban dia hadir kembali, kali ini seorang tetangga setelah Iqomah menyodrkan mic imam ke arahnya. dia dengan percaya diri maju jadi imam dan seperti  sehari sebelumnya sehabis salam dia keluar bermain dengan anak-anak kecil. Heran kami bertambah lagi.

Hari ketiga saya ada acara sehingga tidak solah jamaah di musola. sata hran karena si Blegedes itu jadi imam lagi. Untung pakdhe Slamet tahu kalau si Blegedes itu orang stress dari kampung sebelah. Maka ia pun meminta jamaah tidak memberi kesempatan lagi jadi imam. Bahkan jamaagh sebearnya juga heran, karena ketika diajak ngomong si Blegedes itu mengaku Ajengan atau kyai dan ingin ceramah do musola bicara tentang kematian, Jadi merinding saya.

Akhirnya pak ustad ketua DKM dan pakdhe Slamet yang kenal dengan orangtnyamblegedes ke rumahnya dan menyampaikan kerisauahan kami atas kelancangan anaknya.  Orangnya mengerti dan tidak akan mebuiarkan anaknya ke tempat kami. Alhirnya kami lega.

Nah belum lagi cerita orang stress jadi imam kelar, Gendon warga baru hadir di tengah musola, Kata abangnya Gendon memang baru sembuh dari sebuah depresi, tapi sudah normal. Kami tak masalah. bahkan untuk kesibukannya karena ngganggur banyak warga yang mengusulkan Gendon jadi Marbot. Tapi pihak DKM belum memberi kepurtusan.

OM MARBOT OM

Suatu kali susai sholat ashar. si Gendon menghampiri saya dia beseru "OM saya Marbot, Om Saya Marbot Om." Saya hanya sendirian menjawan' Ketuanya bukan saya tapi ustad Walid. :Oh bukannya ya kata si gendon, saya menggeleng. 

Esok harinya sholat asahar saya baru pulang lalu ke musola. saya heran ada sholat namun anak kecil di belakangnya pada cekikikan tertawa. Rupanya si Gendon jadi imam dan dia mengeraskana bacaanal fatihah yang mestinya dibaca dalam hati. Wah saya heran, si Gendon sudah lancang jga nih hehehe. Selesai salam saya kasih tahu Gendon agar kalau sholat ashar jangan jeras membaca bacaan al fatihah dan surat pendek. bacaannya selain keras cepat pulak heheheh.

Aman dah Gendon tidak lagi jadi imam. tapi saya nggak tahu untuk sholat yang lain karena saya juga suka keluar rumah. Nah berapa hari kemudian Gendon berulah lagi. Dia sering maju dan qomah ketika masih ada otang yang sholat sunnah. Padahal azan baruu berjarak 3 menit. Memang jam iqomah kami belum diperbaiki sehingga iqomah cenderung suka-suka. Ketiak saya baru takbr sholat sunnah si Gendng sudah maju ke depan sholat sunnah. Aduh gara-gera aGendon saya tidak khusyu dna buru-buru sholat sunnnahnya.Kata pakdhe Slamet maklum pak, bocor halus, Saya tersenyum dan maklum. 

Akhirnya pakdhe Slamet memberitahu gendon, jangan iqomah kalau ada orang yang sedang solat sunnah, Gendon pun nurut. Kami lega kembali. Pak DKM belum memutuskan pakah Gendon jadi marbit karena banyak pertimbangan. 

Nah hari berikutnya kami sedang mengobrol dengan Gendon , ada pakdje Slamet, saya dan ketua DKM. Nggak tahu darimana datangnya, si Gendon cerita bahwa dia pernah didatangi Alloh dan Alloh minta maaf padanya, Gendon pun menceritakan wujud tuhan sperti manusia. Kami semua bingung Gendon itu habis makan apa? atau kerasukan siapa? atau sadar apa nggak, Kami mengalihkan pembocaran dan memberinya 1 bungkus rokok supaya tidak ngelantur. Gendon pun diam.Pak DKM pergi dengan muka yang tidak bersahabat.

Saya pun meberi tahu pada Gendon, itulah ketua DKM kalau mau jadi marbot ngomong ke dia. Sontak Gendok menjawab "Nggak jadi pak, Nggak jadi pak.

oAlah Gendon-Gendon. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar