Kamis, 23 Maret 2017

Jamaah Tablegh, Dakwah Tanpa Muatan Politik

Ribuan orang memadati Masjid Jami Kebon Jerk di bilangan Jakarta Barat pada Kamis Malam. Mereka datang dari seluruh Indonesia untuk berkumpul mendengarkan seorang ustad yang berceramah dalam bahasa Arab. Seorang penerjemah di depan mimbar menerjemahkan setiap ceramah ke dalam bahasa Indonesia. Semua jamaah duduk rapat mendengarkan dan sesekali mengucap kebesaran Alloh.

Ada pemandangan udik di ruang tengah, Seorang ustad dikelilingi oleh belasan pria yang menderita tuna rungu. Ustad tersebut mempergakan gerakan tangan dengan isyarat menerjemahkan kotbah ustad di depan yang dipahami para penderita yang kurang pendengaran. Mereka tampak manggut-manggut mengerti maksud isi ceramah. Di sisi lain ada petugas dapur yang melanai makanan jamaah. Jamaah yang datang boleh mengambil makan dan dimakan bersama dalam satu nampan. 

Itulah sekelumit aktifitas jamaah di Masjid Jami Kebon Jeruk, Jakarta. Mereka menyebut jamaah tersebut dengan jamaah Tablegh. disebut jamaah Tablegh karena dakwahnya adalah keliling dari masjid-masjid. Biasanya mereka punya agendu keluar atau yang disebut Qurut fi sabililah (berjuang di jalan Alloh) selama sebulan minimal 3 hari, atau 40 hari dalam satu tahun dan 4 vulan seumur hidup. Mereka berkumpul di masjid jamie untuk melakukan istimai setiap pekan. 

Secara internasional markas jamaah Tablegh di Nijamudin India, maka tak heran setiap keluar 4 bulan tujuan utama dakwah di IPB atasu singkatan India Pakistan Bangladeh. Karena disanalah mula dakwah jamaah tablegh. Dakwah Tablegh memang pertama kali diperkenalkan oleh Syech Maulana Ilyas, seorang Syech dari Yaman pada tahun 1924 setelah tumbangnya kekhalifahan Ootoman di Turki. kemudian dikembangkan oleh muridnya Syech Maulana Yusuf Al Khandawi yang menulis buku buku pegangan jamaah Tablegh seperti Adap-Adap, Riadus Salihin dan Fadilah2

Ciri khas yang  nampak dari jamaah ini adalah dari bajunya dengan celama cingkrang, baju khas India dan rata-rata berjenggot lebat. Mereka sering berjalan dalam rombongan yang dipinpin oleh seorang amir. Bahkan mereka tidak hanya bergerak di India tapi juga di seluruh dunia yang hampir lebih dari 200 negara. bahkan sampai ke suku eskimo di kutub utara, sebelum dikirim ke sana jamaah pun latihan hidup dibawah suhu 0 derajat kuta menahan dingin. 

Tujuan mereka bergerak adalah dakwah yakni mengajak manusia taat dan menyampaikan kalimat Laa ilaha illallah.   Meraka keluar dengan biaya sendiri-sendiri tanpa ada yang mensponsori. Merak dapat diterima oleh semua negara karena tidak ada muatan politik. Dalam tertib jamaah tablegh melarang pembicaraan berbau politik ketika sedang berdakwah. oleh karena itulah jamaah ini bisa diterma di sema negara termasuk Israel.

Satu yang menonjol dari jamaah tablegh adalah lintas paham artinya baik itu Nu, muhammadiyah, hisburt tahrir dan sebagainya bia bergabung, Mereka tidak menonjolkan paham tertentu dan menghindari khilafiyah. Sehingga jamaah ini menyatukan pernedaan yang ada dalam umat islam dengan kalimat tauhid. Program dan materi yang diberikan opun sederhana dan dapat diikuti semua lapisan masyarakat. 

Dengan jumlah karkun (orang yang pernah ikut jamaah ini) mencapai ratusan juta se dunia, jamaah ini cukup kuat. Saking besarnya , banyak pihak yang mencoba menyeretnya ke kelompok politik untuk tujuan tertentu. namun karena khittah jamaah ini tidak berpolitik maka jamah ini semakin membesar. Sebab jika masuk ke ranah politik kemungkinan jamaha ini akan ditinggalkan orang karena akan timbul pertentangan dan perbedaan pendapat.

Mereka meyakini bahwa, dengan berdakwah membantu agama Alloh, maka Alloh akan membantu mereka. Mereka berjuang untuk mendapatkan asbab hidayah Allah karena kalau masyarakatnya baik maka Alloh akan mengirim pemimpin yang baik. Maka program dasar mereka adalah memperbaiki umat, agar Alloh menurunkan hidayahnya. Dan suatu saat ketika seluruh dunia ini baik maka secara otomatis akan terbentuk Khilafa islamiyah.

Selama ini memang banyak stereotip miring kepada jamaah ini karena ulah beberapa oknum jamaah, seperti dianggap menelantarkan keluarga karena meninggalkan keluarga dan sebagainya dengan tanpa memberi nafkah misalnya. Sebenarnya sih itu ulah oknum tertentu yang kurang tertib. karena dalam tertibnya jamaah harus meninggalkan uang keluarga dan bila perlu dititipkan ke karkun untuk mengawasi anak-anak mereka. Jadi tidak benar jika dakwah ini menelantarkan keluarga.



 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar