(Stand Up Religi 10 Maret 2017)
Saudaraku, banyak orang yang ingin mencari kebahagiaan dengan pergi wisata, ke Bali, ke Eropa, ke Arab dan sebagainya. Katanya untuk refreshing atau istirahat/ liburan atau bersenang-senang, Namun apa yang terjadi setelah pulang dari berlibur, bukannya senang malah badan capek-capek, uang habis dan perasaan nggak karu-karuan (baca ; sumpek)
Saudaraku, banyak orang kaya tapi hdupnya tidak bahagia. Banyak orang hebat tapi hidupnya merana. Banyak orang populer yang malah ujungnya bunuh diri. Banyak pejabat tinggi yang akhirnya dijebloskan ke jeruji besi.
kita begitu memanjakan fsik kita dengan baju yang arnded, makan yang wah, mobil yang mewah, rumah yang megah. Tapi kita membiarkan ruh kia kosong, hati kita merana dan pikiran kita kemana-mana.
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Jadi sumber dari kebahagiaan itu ada di hati. sementara tempat rekreasi itu hanya menjanjikan kesenangan duniawi untuk jasmani. Sumber kebahagiaan itu ada di hati yang bersiih, hati yang selalu mengingat Alloh, hati yang selalu bersyukur, hati yang sabar, hati yang ikhlas, hati yang lapang dan mau memaafkan, hati yang tenang dan mampu mengelola pikiran dan hawa nafsu.
Kebahagiaan tidak akan dijumpai pada hati yang penuh iri dan dengki, hati yang tak pandai bersyukur, hati yang tak iklhas, hati yang penuh kebencian, suuzhon, fitnah, nyinyir, provokatif an memperturutkan hawa nafsu.
Jadi kebahagiaan itu bukan pergi ke tempat hebat di dunia, atau bolak- balik ke tanah suci, atau mengikuti kelas-kelas motivasi. Tapi kebahagiaan itu ada di hatiku, hati yang tenang,
Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai; lalu masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS al-Fajr [89]: 27-30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar