Rabu, 22 Maret 2017

Kalau soal Makan Tirulah Selebritis

Dulu sewaktu kuliah, jika ada undangan pesta atau yang ada jamuan makan-makan, saya serng datang, Misi yang diemban satu "Perbaikan Gizi" . Rasanya tidak adil jika perut ini setiap hari diumpani tempe tahu dan nasi rames. Kalau bisa ngomong mungkin perut akan bilang "Itu lagi-itu lagi". Nah dengan adanya perbaikan gizi ini, meski hanya seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali kita sedikit memanjakan perut, kali ini semua  yang tersaji di meja kita cicipi (nggak enak mau ngomong diembat heheh) Ada daging, ayam, buah ,sayur, es krim, semua kita jejalkan ke perut melebihi kapasitas terpasang yang disediakan, Alhasil perut penuh. Dan besoknya mulai mules dan bergeser ke kamar kecil, untuk mengurangi beban lambung.

Sekarang diusia kepala 4, undangan pesta bukan sesuatu yang menarik atau perbaikan gisi, Alhamdulillah kalau lauk ayam tiap hari masih bisa kebeli. Yang jelas dengan kondisi usia yag bertambah cara berpikir juga sudah berubah, Makan sekedarnya saja, tak perlu mewah atau wah yang penting ada gisinya. Jika datang undangan pun ambil nasi tak lebih 5 sendok makan plus sayur dan lauk. Kalau dulu piring itu penuh dan lauk ambilnya bisa lebih dari satu. Minsetnya adalah silaturahmi bukan memanjakan perit lagi. Pertimbangannya jelas kesehatan, karena ketika usia mulai menua, berbagai penyakit mudah menyerang. 

Urusan makan ini sebenarnya sudah jelas dalilnya seperti yang disabdakan Kanjeng Nabi Muhammad Saw yakni makanlah pada saat lapar dan berhentilah sebelum kenyang, Nah kebanyakan kita belum lapar sudah makan contoh membiasakan diri makan pagi, siang dan malam. Padahal mungkin saat itu kita belum lapar, tapi tetap makan, Alasannya kita sudah kena sugesti kalau perut nggak diisi nanti kena mag, kembung dan sebagainya. Padahal di dalam perut dalam kondisi normal diciptakan banyak zat untuk menetralisir kondisi perut baik lapar maupun kenyang.

Urusan mkan kebanyakan kita juga kalau belum kenyang, belum berhenti, bahkan cenderung ngelunjak sudah kenyang mash terus diisi. Akibatnya perut kewalahan sehingga jika kebiasaan itu ters dilakukan akan mengakibatkan penimbunan lemak dan obesitas yang menyebaka anke penyakit akan bersarang dalam tubuh. Jadi anjuran Nabi Saw untuk berhenti sebelum kenyang itu sangat bermanfaat bagi kesehatan dan sebagai sikap adil kiat terhadap organ-organ yang ada di perut agar tidak bekerja belebihan atau ekstra time.  

Bicara makan, perut tidak akan protes apapun makanan yang kita masukkan, harusnya yang halal dan toyib. Makanan mahal Rp 100 ribu dengan Tempe Rp 1000 perak pun tetap akan diproses metabolsime yang sama dari mulut sampai ke pembuangan. Bahkan makanan yang mahal sering pembuangannya lebih bau atau maaf (kentutnya pun bau). jadi perut bersikap adil dan tak pernah mengeluh mendapat makanan yang murah. 

Namun kadang makanan ini dipolitisasi demi gengsi. Menjamu klien dengan makanan mahal demi mendapat proyek. Menjamu tamu dengan mewah demi mendapat investasi dan sebagainya. Kalau itu yang terjadi substansinya bukan makanan tali gengsi. Kalau sudah gengsi tempe yang biasa dibeli Rp 1000 bisa bernilai 10 kali lipat. Sementara organ kita tidak pernah memilah antara makanan sebagai kebuuhan atau sebagai nafsu atau sebagai gengsi saja. 

Makan ala selebritis 

Ingat selebritis yang ada di televisi, mereka menjaga benar makanan, sehingga berpengaruh besar terhadap tubuh mereka. Mereka bisa sajamakan makanan enak setiap hari, tapi tidak mereka lakukan demi menjaga tubuh yang bagus tidak berlemak dan sehat. Mereka rela melakukan diet ketat, tidak makan nasi berbulan-bulan, atau mengurangi kalori untuk mendapat berat badan yang ideal. 

Ketika kebanyakan orang pergi makan kapan ingin makan. Selebritis hanya makan kalau sudah diambang titik kelaparan. Sebab kalau ia membiarkan diri kelaparan , berati ia melanggar amanat Tuhan dalam merawat kesehatan. 

Kebanyakan orang makan sekenyang-kenyangnya, selebritis berhenti makan sebelum kenyang, sebab pada saat itulah batas optimalitas kesehatan dan kecerahan kreatifitas hidup. 

Kebanayakan oraang memilih makanan yang disukai , sedang selebritis menagmbil makanan yang menyehatkan, siap menelan apa saja meski pahit degan syarat untuk kesehatan badan.

Dalam konteks makan ini selebritis meniru apa yang diajarkan Kanjeng Nabi Muhammad Saw. Meski dalam banyak hal tidak semua diikuti. Misalnya dalam rumah Nabi saw tidak ada makanan yang tersedia lebih dari 3 hari. Nabi sering mengikat perutnya untuk menahan lapar karena tidak ada makanan di rumah.

saudaraku mari kita teladani Nabi Muhammad dengan mengurangi makanan dan memperbanyak amal saleh. melakukan puasa sunnah dan wajib untuk memberi keseimbangan dalam badan agar senantia bergairah dalam aktifias.

Dudun Hamdalah
Stan up Religi 23 Maret 2017
0813-10054310




Tidak ada komentar:

Posting Komentar